Antara Hati Berkarat dan Hati Kemilau

Berkarat??? Tahukah anda dengan kata "karat" atau kalau anda pernah belajar ilmu fisika atau kimia pasti anda akan menemukan atau mendengar kata "korosi"??? nah!! Kata karat dan korosi tersebut merupakan dua kata yang berbeda tetapi mempunyai maksud yang sama. Mungkin anda pernah melihat logam sejenis besi, baja atau apapun yang berkarat. Efek dari logam yang berkarat dalam waktu yang terlampau lama akan menyebabkan logam tersebut menjadi lapuk yang lama-kelamaan akan menjadi serbuk logam. Sekarang coba anda flashback kembali peristiwa tersebut, awalnya logam tersebut masih mempunyai bentuk tetapi karena terjadi korosi lama-kelamaan logam tersebut berubah bentuknya menjadi serpihan-serpihan. Sama halnya dengan hati kita.

Tahukah anda hal-hal apa yang mampu membuat hati kita berkarat??? Kalau kita melihat logam yang berkarat tentunya hal-hal yang membuat logam tersebut berkarat adalah udara dan air, sedangkan hal-hal yang membuat hati kita berkarat bukanlah air dan udara melainkan kelalaian dan dosa. Mengapa kelalaian dan dosa membuat hati kita berkarat??? Karena kelalaian dan dosa dapat mengurangi dan melemahkan keimanan dan ketakwaan seseorang. Selain itu, kelalaian dan dosa yang terus-menerus dilakukan dapat melenakan kita untuk selalu mengingat Allah SWT dan melaksanakan perintah-perintahNya sehingga dapat membuat hati kita berkarat akibat terlalu seringnya kita berbuat lalai dan dosa.

Kemilau??? Tahukah anda dengan kata "kemilau"??? kemilau merupakan suatu cahaya yang begitu menyilaukan. Anda pernah melihat berlian atau permata??? Nah!!! Biasanya kata kemilau itu seperangkat dengan kata berlian atau permata. Kalau anda belum pernah melihat berlian atau permata. Gimana kalau anda saya ajak untuk mengingat sesuatu. Pernahkah anda melihat salah satu iklan tentang shampoo??? nah!!!disanalah anda akan menemukan kata "kemilau". Sungguh kemilau merupakan suatu peristiwa yang disukai banyak oaring karena dengan kemilau membuat apa saja yang ada disekitarnya menjadi indah meskipun bentuknya tidak indah. Sama halnya dengan hati kita.

Tahukah anda hal-hal apa yang mampu membuat hati kita kemilau??? Kalau kita melihat berlian atau permata atau barang-barang yeng berbahan kaca kemilau tentunya hal-hal yang membuat permata, berlian atau barang-barang berbahan kaca kemilau adalah seringnya barang-barang tersebut dirawat,dipelihara dan dibersihkan dengan menggosok-gosokkan ke kain atau apapun yang dapat membersihkannya sehingga membuat barang-barang tersebut menjadi kemilau, sedangkan hal-hal yang membuat hati kita kemilau adalah seringnya hati kita dirawat, dipelihara dan dibersihkan dengan kalimat istighfar dan dzikir. Mengapa kalimat istighfar dan dzikir membuat hati kita kemilau??? Karena kalimat istighfar dan dzikir dapat menambah dan menguatkan keimanan dan ketakwaan seseorang. Selain itu, kalimat istighfar dan dzikir yang terus-menerus dilafadzkan dan dilakukan dapat beristiqomah untuk selalu mengingat Allah SWT dan melaksanakan perintah-perintahNya sehingga dapat membuat hati kita selalu kemilau dan lama-kelamaan menjadi lebih kemilau jika kita selalu merawat, memelihara dan membersihkannya dengan kalimat istighfar dan dzikir.

Tahukah anda manfaat yang akan anda dapatkan jika hati anda selalu kemilau??? Manfaatnya adalah anda akan terhindar dari perbuatan-perbuatan yang dilarang oleh Allah SWT, sabar dan tabah dalam menghadapi kehidupan, dapat mengurangi emosi dalam menghadapi siapapun yang berbuat khilaf terhadap kita sehingga kita dengan mudah memberikan maaf kepada siapapun yang meminta maaf terhadap kita, dan lain sebagainya. Pokoknya banyak banget deh manfaat yang dapat kita peroleh dari kemilaunya hati.

Sekarang tinggal anda yang memilih, mau membuat hati anda berkarat atau membuat hati anda kemilau????semua jawabannya ada pada hati dan diri anda masing-masing karena setiap orang memiliki jawaban yang berbeda-beda. Semoga dapat bermanfaat dan secepatnya anda dapat mengambil pilihan sehingga anda tidak terlambat untuk membuat hati anda berkarat atau kemilau.   

-----------
Lina El-Barich

Ikhwan Sejati

Pendiam. Murah senyum. Lebih sering mendengar ketimbang berbicara. Tapi, sekali berkata, banyak orang terpengaruh. Juga terperangah. Pertama kali saya berkenalan, ia nampak biasa-biasa saja. Saya mengoceh, bahkan sok menggurui. Ia hanya diam dan menyimak.


 

Dalam banyak pertemuan, ternyata ia menjadi nara sumber. Jika tidak, selalu ada waktu yang disediakan untuknya. Untuk memberikan kata-katanya. Artinya, ia tergolong orang yang diminta bicara. Sambutan dan tanggapan darinya selalu dinanti. Kata-katanya menyentuh. Sarat hikmah. Penuh perhitungan. Di sela-sela kalimatnya, senantiasa mengalir satu dua ayat al Qur'an. Karena itu, teman-teman tiada pernah bosan mendengarkannya berbicara. Sekarang barulah saya sadar, ternyata dia orang hebat. lelaki impian.


 

Mendengar azan, tubuhnya langsung melesat menuju sumber bunyi. Apapun kondisinya. Dengan gagah ia duduk bersimpuh di shaf terdepan. Tangannya memegang mushaf. Matanya menatap tajam ke setiap ruas-ruas ayat. Khusyu'


 

kluarganya kaya. namun dy lbh suka memakai pakaian sedrhannya. di crdas, dpt memanfaatkan smua ilmunya baik,untuk kpntingan org byk. dan dia tampan, byk wnita yang ngfans&mengagguminya. tp dy tk prnh brpndngan&brbicra b2n pd 1 wnita di sekolahnya.


 

mau tw siapa dia?dia adlh ikh1 sjati

Antara Facebook dan Manusia Produktif

Life Skill

25/6/2009 | 02 Rajab 1430 H | Hits: 4,184

Oleh: Yesi Elsandra


 


dakwatuna.com -Kecanggihan teknologi informasi khususnya internet telah membawa kemajuan yang sangat pesat di seluruh aspek kehidupan. Berapa banyak kawan lama yang kembali bersilaturahim berkat situs jejaring rekaan Mark Zuckerberg bernama Facebook. Berapa banyak bisnis berjalan mulus dan berkembang berkat distribusi dan jaringan melalui internet. Berapa pula banyak orang yang menjadi religius berkat siraman rohani dari berbagai situs dakwah yang bertebaran di dunia maya.

Namun dibalik manfaat kecanggihan internet itu tidak sedikit pula mudharat yang bakal menimpa penggunanya. Edward Richardson, pria asal London, Inggris tega membunuh mantan istrinya. Penyebabnya hal sepele, yakni setelah mengetahui kalau mantan istrinya tersebut telah mengubah status 'single' di Facebooknya. Tidak sedikit juga pengguna internet menjadi tidak produktif karena waktunya habis terbuang hanya untuk memperhatikan perkembangan Facebooknya.

Jika Facebook dan produk internet lainnya telah melalaikan dan menurunkan produktivitas kita sebagai seorang muslim itu tandanya kita harus waspada. Islam –dengan ke-syumul-annya– menawarkan konsep "manusia produktif" kepada setiap orang sekaligus mengantarkan mereka menembus nilai-nilai ilahiyyah yang sering tertutup oleh tabir kegelapan jahiliyyah. Sekurang-kurangnya ada empat prinsip yang diutarakan sebagai konsep Islam dalam membina manusia menjadi muslim produktif, duniawi dan ukhrawi.

Yang pertama, mengubah paradigma hidup dan ibadah. Dalam Islam, hidup bukanlah menuju kematian, akan tetapi menuju kehidupan yang abadi. Hidup merupakan ladang yang akan dituai hasilnya di kehidupan abadi nanti. Sehingga hidup ini merupakan durasi penyeleksian manusia dari amalan-amalannya, dari produktivitasnya di pentas dunia. Mana di antara mereka yang tingkat produktivitasnya tinggi dan mana yang tidak. Allah swt berfirman, "Dan Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka menyembah-Ku." (QS 51:56)

Apabila paradigma (cara pandang) terhadap Facebook dan produk internet lainnya sebagai sarana atau media yang memberikan kemudahan kepada kita untuk beribadah kepada Allah SWT maka peningkatan produktivitas kita akan mengalami lonjakan kenaikan yang tinggi karena media itu telah memberi banyak manfaat kepada kita, bukan menjadi sarana yang menjerumuskan kita kepada kesia-siaan, waktu yang terbuang dan berbagai kemudharatan lainnya.

Yang kedua, memelihara kunci produktivitas, yaitu hati. Rasulullah saw bersabda: "Ingatlah dalam diri manusia ada segumpal daging, apabila daging itu baik maka akan baiklah seluruh jasadnya. Dan apabila daging itu rusak maka rusaklah seluruh jasadnya, itu tidak lain adalah hati".

Hati merupakan "ruh" bagi semua potensi yang kita miliki. Jika hati kita bersih pikiran dan tenaga tidak akan tercurahkan serta tersalurkan hanya untuk melihat foto-foto orang lain, atau membaca komentar-komentar orang lain di Facebook. Jika hati kita bersih kita juga tidak akan berbuat iseng kepada orang lain dengan mengambil gambar orang lain untuk keperluan yang tidak bermanfaat.

Hati yang terpelihara dan terlindungi akan memancarkan energi yang mendorong manusia untuk beramal lebih banyak dan lebih berkualitas lagi. Produktivitasnya akan terjaga bahkan akan terus bertambah sedikit demi sedikit. Dan tidak hanya itu, 'amaliyah-nya (produktivitas) pun akan mempunyai nilai yang abadi. Nilai ini adalah nilai keikhlasan yang jauh dari kepentingan-kepentingan pribadi dan duniawi.

Yang ketiga, bergerak dari sekarang. Seorang sahabat pernah berkata: "Jika engkau di pagi hari maka janganlah menunggu nanti sore, dan jika engkau di sore hari maka janganlah menunggu waktu besok". Prinsip "bergerak dari sekarang" ini menunjukkan suatu etos kerja yang tinggi dan hamasah (semangat) beramal yang menggebu-gebu. Seorang muslim sangatlah tidak pantas jika menunda-nunda suatu amal, karena waktu dalam pandangan Islam sangatlah mahal (oleh karena itu, dalam Al-Qur'an Allah swt banyak bersumpah dengan waktu), Imam Asy-Syahid Hasan Al-Banna mengatakan bahwa "waktu adalah kehidupan" .

Dari prinsip ini, akan terlahir sosok-sosok manusia 'amali. Manusia yang senantiasa menghiasi waktunya dengan produktivitas tinggi akan menjauhi hal-hal yang akan mengantarkannya kepada suatu yang sia-sia dan tak berguna. Apalagi menyibukkan waktunya untuk chatting yang tidak bermanfaat sampai melalaikan waktu shalat. Sosok muslim yang ideal telah digambarkan oleh Rasulullah saw dalam haditsnya, ia berkata: "Di antara tanda bagusnya Islam seseorang, ia senantiasa meninggalkan perbuatan yang tidak bermanfaat bagi dirinya".

Yang keempat, kontinuitas dalam beramal. Dalam Islam, masa produktif ialah sepanjang hayat, selama ia masih menghirup kehidupan, maka ia dituntut untuk terus beramal dan menjaga produktivitasnya, walaupun amalan itu dilakukan sedikit demi sedikit.

Dengan prinsip kontinuitas ini, maka Islam dapat menjaga kestabilan produktivitas seorang muslim. Islam tidak membiarkan seorang muslim beramal "besar" kemudian setelah itu padam dan surut kembali. Dorongan kontinyu (dawam) dalam beramal dengan bentuk ahabul a'mali ilallah (yang paling disukai oleh Allah) merupakan dorongan terbesar bagi setiap muslim untuk senantiasa terus produktif dan menjaga produktivitasnya.

Seharusnya kita dapat menjadikan Facebook dan media internet lainnya sebagai sarana untuk menyebarkan fikrah Islamiyah yang bersih. Satu saja orang bisa tersentuh cahaya Allah melalui tangan kita tentu akan melapangkan jalan kita ke surga.

Dunia dan segala apa yang ada di dalamnya hanyalah sarana yang akan menghantarkan kita pada perjumpaan dengan yang Maha Pencipta. Jangan terlalu dicinta yang membuat waktu kita habis bersamanya. Amatlah merugi jika sarana itu justru menghantarkan kita kepada kehinaan di neraka jahanam. Sebagai seorang muslim kita memahami bahwa hidup ini hanya sekali. Hiasilah ia dengan sikap produktif, kreatif, inovatif dan prostatic. Semoga kita semua menjadi manusia yang beruntung. Amin… (Yesi Elsandra)

1st concert

1st concert with new concept without guitar and made different with accapela and great sounds of marawis..